System pernapasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
rongga hidung Þ faring Þ trakea Þ bronkus paru-paru (bronkiol dan alveolus).
Gbr. Skema Sistem Respirasi Pada Manusia
Alat Pernafasan
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan(nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam(pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Gbr. Struktur paru-paruAntara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
Gbr. Alveolus yang diperbesar
1.Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk , otot interkosta ,
bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .
2.Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea .
3.Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa terbuka
4.Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan kepada
peparu .
5.Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol .
6.Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran gas :
( a ) diliputi kapilari darah yang banyak
( b ) dinding sel yang setebal satu sel ( dinding sel yang nipis ) .
( c ) permukaan yang luas dan lembap .
Mekanisma pernafasan
A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas .
B.Ia melibatkan perubahan kepada :
Otot interkosta
Tulang rusuk
Diafragma
Isipadu rongga toraks
Tekanan udara di peparu
C.Semasa tarik nafas ,
Otot interkosta luar mengecut( =Tulang rusuk dinaikkan ke atas ) ; otot diafragma
mengecut ( =diafragma menjadikannya leper ), isipadu rongga toraks bertambah dan tekanan
udara peparu menjadi rendah , tekanan udara di luar yang lebih tinggi menolak udara kedalam
peparu .
D.Semasa hembus nafas ,
Otot interkosta luar mengendur ( =Tulang rusuk dmenurun ke bawah ) ; otot diafragma
mengendur ( =diafragma melengkung ke atas ), isipadu rongga toraks berkurang dan tekanan
udara peparu menjadi tinggi , tekanan udara dalam peparu yang lebih tinggi menolak udara
keluar .
B. TUJUAN
- Untuk memahami struktur organ pernafasan
- Untuk memahami fungsi organ pernafasan dan dapat menjelaskan fungsi organ
pernafasan
BAB II
Anatomi Dasar Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut olehdiafragma.
Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat
menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
Paru-paru dibungkus olehpleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
source : http://andanapuja.weebly.com/xi-bab-7.html
Senin, 23 November 2015
Makanan dan Sistem Pencernaan
Makanan dan system pencernaan
Proses pencernaan makanan pada manusia terjadi di luar sel, disebut pencernaan ekstrasekuler.
Sistem pencernaan manusia tersusun dari saluran pencernaan (mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus) dan kelenjar pencernaan (hati dan pankreas).
1. Mulut
Manusia memasukkan makanan ke dalam tubuh dengan cara ditelan, cara seperti itu disebut ingesti. Mulut dilengkapi dengan beberapa alat tubuh, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar saliva (air liur).
a. Lidah
Lidah berfungsi untuk :
• Membantu membolak-balikkan makanan
• Membantu mendorong makanan saat ditelan
• Sebagai alat pengecap atau perasa
• Merupakan alat indera yang sensitif terhadap suhu dingin / panas dan tekanan
b. Gigi
Gigi bayi pertama kali muncul sesudah berusia 6 bulan, disebut gigi susu yang berjumlah 20, sbb.:
1.) 8 gigi seri (insisivus), untuk memotong makanan
2.) 4 gigi taring (caninus), untuk mencabik-cabik makanan
3.) 8 gigi geraham untuk mengunyak makanan
Pada anak usia 6-14 tahun, gigi susu akan tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang berjumlah 32. Gigi tetap terdiri atas 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham depan (premolar), dan 12 gigi geraham belakang (molar).
c. Kelenjar Saliva
Saliva digunakan untuk memudahkan penelanan makanan, membantu mencerna makanan secara kimiawi karena mengandung enzim amilase (ptialin) dan lipase, serta melindungi selaput mulut terhadap suhu panas atau dingin dan kondisi asam dan basa.
Dalam rongga mulut manusia terdapat 3 pasang kelenjar saliva yaitu:
• Glandula Parotis = menghasilkan saliva atau ludah
• Glandula Sublingualis = menghasilkan air dan lendir
• Glandula Submandibularis = menghasilkan air dan lendir
2. Faring, Kerongkongan, dan Lambung
Faring dan kerongkongan (esofagus) merupakan saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung.
a. Faring
Faring merupakan bagian yang pendek...
tempat pertemuan jalur makanan dan udara.
Pada saat makanan berada di dalam faring, langit-langit lunak berotot naik untuk mencegah makanan masuk ke dalam rongga hidung. Pernapasan akan berhenti sementara. Laring naik dan epiglotis tertutup untuk mencegah makanan masuk ke dalam laring. Lidah mencegah makanan kembali ke dalam mulut. Kontraksi otot faring menggerakkan gumpalan makanan (bolus) ke dalam kerongkongan.
b. Kerongkongan
Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot, dan berdinding tebal. Bolus akan melalui kerongkongan menuju lambung yang disebabkan oleh gerak peristaltik dinding kerongkongan.
Gerak peristaltik adalah gerak bergelombang dari depan sampai belakang yang ditimbulkan oleh kontraksi dan relaksasi otot yang terjadi secara berurutan.
c. Lambung
Lambung (ventrikulus) terletak di bawah sekat rongga badan atau bagian atas rongga perut.
Lambung mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :
• Menyimpan makanan
• Mengaduk makanan
Lambung terdiri atas 3 bagian. Makanan pertama kali masuk melalui lambung melalui kardiak. Kemudian makanan menuju fundus dan pilorus. Pilorus berdekatan dengan otot pengunci yang berguna mengatur penyaluran makanan ke usus.
Dalam dinding lambung terdapat kelenjar lambung yang menghasilkan lendir, getah lambung, dan hormon gastrin.
1.) Lendir Lambung
Dihasilkan oleh sel penghasil lendir
2.) Getah Lambung
Di dalamnya terdapat bahan-bahan, sbb.:
• Asam Klorida (HCl), merupakan cairang yang dihasilkan oleh sel parietal. Cairan tsb berfungsi untuk membunuh kuman, membuat lingkungan lambung menjadi asam, merangsang sekresi getah usus, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
• Pepsin, yaitu enzim protease yang memecah protein menjadi pepton.
• Renin, yaitu enzim yang berguna dalam penggumpalan protein susu (kasein). Renin biasanya dimiliki oleh mamalia berusia muda.
• Lipase, yaitu enzim yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim tsb tidak dihasilkan oleh lambung tetapi oleh kelenjar saliva yang terakumulasi di dalam lambung.
3.) Hormon Gastrin
Merupakan hormon yang merangsang lambung untuk menyekresi getah lambung.
3. Hati dan Pankreas
Hati dan pankreas merupakan hasil pertumbuhan bagian depan usus yang berkelenjar. Hati merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar, bobotnya dapat mencapai 2 kg. fungsinya adalah, sbb.:
• Mengasilkan empedu (bilus)
• Tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah berupa glikogen
• Menyerap unsur besi dari darah yang telah rusak
• Tempat penyimpanan darah
• Tempat pembentukan fibrinogen dan heparin
• Mengubah provitamin A (karoten) menjadi vit. A dan provitamin D (ergosterol)
• Detoksifikasi (menawarkan sifat racun) obat dan minuman alkohol
• Tempat penghancuran sel darah merah
Empedu disimpan dalam kantong empedu sebelum masuk ke usus. Empedu bersifat basa sehingga menetralkan zat makanan bersifat asam yang keluar dari lambung serta membuat pH yang baik untuk kerja enzim pankreas dan enzim usus. Empedu juga mengandung garam empedu yang membantu proses hidrolisis lemak di usus.
Pankreas berfungsi sebagai kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin, dan menghasilkan enzim. Peran pankreas sebagai kelenjar eksokrin adalah menghasilkan getah pankreas yang mengandung berbagai zat, yaitu sbb.:
a. Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Bermanfaat untuk menetralkan keasaman isi usus dan menaikkan pH-nya menjadi sekitar 8.
b. Amilase pankreas (disakarase)
Yaitu enzim yang berperan untuk memecah pati menjadi campuran maltosa dan glukosa. Beberapa jenis amilase pankreas antara lain:
1.) Maltase, berfungsi memecah maltosa menjadi 2 molekul glukosa.
2.) Sukrase, berfungsi memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
3.) Laktase, berfungsi memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
c. Lipase pankreas (steapsin)
Yaitu enzim yang menghidrolisis lemak menjadi campuran asam lemak dan monogliserida.
d. Protease (peptidase)
Yaitu enzim pemecah protein. Getah pankreas mengandung 3 jenis protease, yaitu tripsinogen, kimotripsinogen, dan karboksipeptidase.
e. Nuklease
Yaitu enzim yang menghidrolisis asam nukleat (ARN dan ADN) menjadi komponen nukleotida.
4. Usus (Intestinum) dan Anus
Usus adalah saluran tempat mencerna makanan, absorpsi zat makanan, serta tempat fermentasi dan pembusukan ampas makanan oleh bakteri.
Manusia mempunyai 2 macam usus, yaitu usus halus (insentium tenue) dan usus besar (insentium crassum).
a. Usus Halus
Usus halus mempunyai panjang ±8,5 m. Pada dindingnya terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan getah usus, disebut kelenjar Lieberkuhn.
Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu:
• Duodenum (usus 12 jari)
Bagian depan usus halus dengan panjang kira-kira 25 cm, berbentuk U, dan menjadi muara saluran empedu serta pankreas.
• Jejenum (usus kosong)
Bagian kedua usus halus dengan panjang kira-kira 7 m.
• Ileum (usus penyerapan)
Bagian terakhir usus halus dengan panjang kira-kira 1 m.
b. Usus Besar (Kolon) dan Anus
Kolon manusia terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian yang naik (asenden), melintang (trasenden), dan turun (desenden). Saluran kolon berakhir pada suatu ruang yang disebut rektum. Rektum bermuara di permukaan tubuh dalam ruang yang disebut anus. Dalam rektum terdapat otot yang berfungsi untuk menahan turunnya feses ke anus, disebut katup Houston.
Antara usus halus dan usus besar dipisahkan oleh klep yang disebut ileosekum yang berguna untuk mencegah makanan agar tidak kembali ke usus halus. Pada ujung ileosekum terdapat apendiks (umbai cacing; usus buntu). Kolon menyerap kembali air dan garam yang berasal dari zat-zat buangan dari usus halus.
Usus besar mengandung popolasi bakteri. Hasil fermentasi berupa asam organik, gas metan, dan hidrogen. Sisa proses pencernaan dibuang melalui anus.
source : http://andanapuja.weebly.com/xi-bab-6.html
Proses pencernaan makanan pada manusia terjadi di luar sel, disebut pencernaan ekstrasekuler.
Sistem pencernaan manusia tersusun dari saluran pencernaan (mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus) dan kelenjar pencernaan (hati dan pankreas).
1. Mulut
Manusia memasukkan makanan ke dalam tubuh dengan cara ditelan, cara seperti itu disebut ingesti. Mulut dilengkapi dengan beberapa alat tubuh, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar saliva (air liur).
a. Lidah
Lidah berfungsi untuk :
• Membantu membolak-balikkan makanan
• Membantu mendorong makanan saat ditelan
• Sebagai alat pengecap atau perasa
• Merupakan alat indera yang sensitif terhadap suhu dingin / panas dan tekanan
b. Gigi
Gigi bayi pertama kali muncul sesudah berusia 6 bulan, disebut gigi susu yang berjumlah 20, sbb.:
1.) 8 gigi seri (insisivus), untuk memotong makanan
2.) 4 gigi taring (caninus), untuk mencabik-cabik makanan
3.) 8 gigi geraham untuk mengunyak makanan
Pada anak usia 6-14 tahun, gigi susu akan tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang berjumlah 32. Gigi tetap terdiri atas 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham depan (premolar), dan 12 gigi geraham belakang (molar).
c. Kelenjar Saliva
Saliva digunakan untuk memudahkan penelanan makanan, membantu mencerna makanan secara kimiawi karena mengandung enzim amilase (ptialin) dan lipase, serta melindungi selaput mulut terhadap suhu panas atau dingin dan kondisi asam dan basa.
Dalam rongga mulut manusia terdapat 3 pasang kelenjar saliva yaitu:
• Glandula Parotis = menghasilkan saliva atau ludah
• Glandula Sublingualis = menghasilkan air dan lendir
• Glandula Submandibularis = menghasilkan air dan lendir
2. Faring, Kerongkongan, dan Lambung
Faring dan kerongkongan (esofagus) merupakan saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung.
a. Faring
Faring merupakan bagian yang pendek...
tempat pertemuan jalur makanan dan udara.
Pada saat makanan berada di dalam faring, langit-langit lunak berotot naik untuk mencegah makanan masuk ke dalam rongga hidung. Pernapasan akan berhenti sementara. Laring naik dan epiglotis tertutup untuk mencegah makanan masuk ke dalam laring. Lidah mencegah makanan kembali ke dalam mulut. Kontraksi otot faring menggerakkan gumpalan makanan (bolus) ke dalam kerongkongan.
b. Kerongkongan
Kerongkongan merupakan sebuah tabung lurus, berotot, dan berdinding tebal. Bolus akan melalui kerongkongan menuju lambung yang disebabkan oleh gerak peristaltik dinding kerongkongan.
Gerak peristaltik adalah gerak bergelombang dari depan sampai belakang yang ditimbulkan oleh kontraksi dan relaksasi otot yang terjadi secara berurutan.
c. Lambung
Lambung (ventrikulus) terletak di bawah sekat rongga badan atau bagian atas rongga perut.
Lambung mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :
• Menyimpan makanan
• Mengaduk makanan
Lambung terdiri atas 3 bagian. Makanan pertama kali masuk melalui lambung melalui kardiak. Kemudian makanan menuju fundus dan pilorus. Pilorus berdekatan dengan otot pengunci yang berguna mengatur penyaluran makanan ke usus.
Dalam dinding lambung terdapat kelenjar lambung yang menghasilkan lendir, getah lambung, dan hormon gastrin.
1.) Lendir Lambung
Dihasilkan oleh sel penghasil lendir
2.) Getah Lambung
Di dalamnya terdapat bahan-bahan, sbb.:
• Asam Klorida (HCl), merupakan cairang yang dihasilkan oleh sel parietal. Cairan tsb berfungsi untuk membunuh kuman, membuat lingkungan lambung menjadi asam, merangsang sekresi getah usus, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
• Pepsin, yaitu enzim protease yang memecah protein menjadi pepton.
• Renin, yaitu enzim yang berguna dalam penggumpalan protein susu (kasein). Renin biasanya dimiliki oleh mamalia berusia muda.
• Lipase, yaitu enzim yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim tsb tidak dihasilkan oleh lambung tetapi oleh kelenjar saliva yang terakumulasi di dalam lambung.
3.) Hormon Gastrin
Merupakan hormon yang merangsang lambung untuk menyekresi getah lambung.
3. Hati dan Pankreas
Hati dan pankreas merupakan hasil pertumbuhan bagian depan usus yang berkelenjar. Hati merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar, bobotnya dapat mencapai 2 kg. fungsinya adalah, sbb.:
• Mengasilkan empedu (bilus)
• Tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah berupa glikogen
• Menyerap unsur besi dari darah yang telah rusak
• Tempat penyimpanan darah
• Tempat pembentukan fibrinogen dan heparin
• Mengubah provitamin A (karoten) menjadi vit. A dan provitamin D (ergosterol)
• Detoksifikasi (menawarkan sifat racun) obat dan minuman alkohol
• Tempat penghancuran sel darah merah
Empedu disimpan dalam kantong empedu sebelum masuk ke usus. Empedu bersifat basa sehingga menetralkan zat makanan bersifat asam yang keluar dari lambung serta membuat pH yang baik untuk kerja enzim pankreas dan enzim usus. Empedu juga mengandung garam empedu yang membantu proses hidrolisis lemak di usus.
Pankreas berfungsi sebagai kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin, dan menghasilkan enzim. Peran pankreas sebagai kelenjar eksokrin adalah menghasilkan getah pankreas yang mengandung berbagai zat, yaitu sbb.:
a. Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Bermanfaat untuk menetralkan keasaman isi usus dan menaikkan pH-nya menjadi sekitar 8.
b. Amilase pankreas (disakarase)
Yaitu enzim yang berperan untuk memecah pati menjadi campuran maltosa dan glukosa. Beberapa jenis amilase pankreas antara lain:
1.) Maltase, berfungsi memecah maltosa menjadi 2 molekul glukosa.
2.) Sukrase, berfungsi memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
3.) Laktase, berfungsi memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
c. Lipase pankreas (steapsin)
Yaitu enzim yang menghidrolisis lemak menjadi campuran asam lemak dan monogliserida.
d. Protease (peptidase)
Yaitu enzim pemecah protein. Getah pankreas mengandung 3 jenis protease, yaitu tripsinogen, kimotripsinogen, dan karboksipeptidase.
e. Nuklease
Yaitu enzim yang menghidrolisis asam nukleat (ARN dan ADN) menjadi komponen nukleotida.
4. Usus (Intestinum) dan Anus
Usus adalah saluran tempat mencerna makanan, absorpsi zat makanan, serta tempat fermentasi dan pembusukan ampas makanan oleh bakteri.
Manusia mempunyai 2 macam usus, yaitu usus halus (insentium tenue) dan usus besar (insentium crassum).
a. Usus Halus
Usus halus mempunyai panjang ±8,5 m. Pada dindingnya terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan getah usus, disebut kelenjar Lieberkuhn.
Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu:
• Duodenum (usus 12 jari)
Bagian depan usus halus dengan panjang kira-kira 25 cm, berbentuk U, dan menjadi muara saluran empedu serta pankreas.
• Jejenum (usus kosong)
Bagian kedua usus halus dengan panjang kira-kira 7 m.
• Ileum (usus penyerapan)
Bagian terakhir usus halus dengan panjang kira-kira 1 m.
b. Usus Besar (Kolon) dan Anus
Kolon manusia terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian yang naik (asenden), melintang (trasenden), dan turun (desenden). Saluran kolon berakhir pada suatu ruang yang disebut rektum. Rektum bermuara di permukaan tubuh dalam ruang yang disebut anus. Dalam rektum terdapat otot yang berfungsi untuk menahan turunnya feses ke anus, disebut katup Houston.
Antara usus halus dan usus besar dipisahkan oleh klep yang disebut ileosekum yang berguna untuk mencegah makanan agar tidak kembali ke usus halus. Pada ujung ileosekum terdapat apendiks (umbai cacing; usus buntu). Kolon menyerap kembali air dan garam yang berasal dari zat-zat buangan dari usus halus.
Usus besar mengandung popolasi bakteri. Hasil fermentasi berupa asam organik, gas metan, dan hidrogen. Sisa proses pencernaan dibuang melalui anus.
source : http://andanapuja.weebly.com/xi-bab-6.html
Senin, 16 November 2015
Sistem Sirkulasi
System sirkulasi
A. Darah
Apakah Anda pernah melihat orang yang sedang melakukan donor
darah? Atau Anda sendiri pernah melakukannya? Donor darah adalah
proses pengambilan darah dari tubuh dengan jumlah tertentu untuk
dipindahkan pada tubuh orang lain dengan golongan darah yang sama.
Darah merupakan salah satu komponen sistem sirkulasi (peredaran
darah) yang sangat penting. Darah dan sistem peredaran darah memiliki
fungsi sebagai berikut.
1. Mengedarkan sari makanan (nutrisi) dari sistem pencernaan
makanan ke seluruh sel-sel tubuh
2. Transportasi oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh, dan
transportasi karbon dioksida dari sel-sel seluruh tubuh ke paru-paru
3. Pengangkutan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh ke organ ekskresi
(pengeluaran)
4. Pengangkutan hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan
target
5. Membantu keseimbangan cairan tubuh
6. Membantu dalam mengatur suhu tubuh
1. Komposisi Darah
Anda pasti pernah melihat darah. Tahukah Anda komposisi darah
tersebut? Komposisi darah dapat diperoleh dengan cara memutar darah
dalam suatu tabung dengan kecepatan tinggi. Proses pemutaran darah
tersebut dinamakan sentrifugasi. Dari hasil sentrifugasi, darah akan
terpisah menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah yang padat dan bagian
atas berupa cairan. Cairan pada bagian atas adalah plasma darah (55%),
sedangkan bagian bawah terdapat sel-sel darah (45%).
. Plasma Daraha
Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah. Salah
satu fungsi plasma darah yaitu mengatur keseimbangan osmosis darah di
dalam tubuh. Pada manusia, plasma darah tersusun atas air (90%) dan
bahan-bahan terlarut (10%). Berikut ini komposisi plasma darah beserta
fungsinya.
b. Sel-Sel Darah
Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel darah
tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keping darah (trombosit). Untuk lebih memahami komposisi selsel
darah dalam tubuh manusia
1) Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengangkut atau mengedarkan
oksigen dan karbon dioksida. Kemampuan mengikat oksigen dan karbon
dioksida oleh sel darah merah adalah karena adanya hemoglobin.
Hemoglobin adalah suatu protein yang memiliki daya ikat kuat terhadap
O2 dan CO2.
2) Sel darah putih
Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan kekebalan
tubuh. Leukosit akan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit.
Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak
amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa atau
memakan).
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya,
leukosit dibagi menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan
leukosit bergranula (granulosit).
a) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada
sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit.
Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu
inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit berukuran
antara 8–14 μm. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu
14–19 μm. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.
b) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada
sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit
dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil
3) Keping darah
Keping darah disebut juga dengan trombosit. Trombosit berbentuk
bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak beraturan. Trombosit tidak
memiliki inti dan berukuran lebih kecil dibandingkan eritrosit.
Jumlah trombosit sekitar 250.000–400.000 dalam setiap milimeter
kubik darah. Trombosit dapat hidup selama delapan hari. Trombosit
berfungsi dalam proses penggumpalan darah. Mengenai peran trombosit
dalam penggumpalan darah, akan dibahas pada materi selanjutnya.
2. Mekanisme Penggumpalan Darah
Pernahkan Anda terjatuh dari sepeda dan lutut Anda terluka? Luka
tersebut akan mengeluarkan darah. Akan tetapi, apa yang terjadi pada
luka tersebut setelah beberapa hari? Luka tersebut akan menutup dan
kering.
Apabila pembuluh darah rusak atau terpotong karena luka, darah
akan mengalir keluar dari pembuluh darah. Akan tetapi, darah tersebut
akan berhenti mengalir keluar karena terjadi proses penggumpalan darah.
Bagaimanakah mekanisme penggumpalan darah tersebut?
Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila
menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim
tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma
darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan
diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan protombin
menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin adalah suatu
protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K.
Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat
dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang
tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan
saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring
dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan
gumpalan tersebut dan luka akan menutup
3. Golongan Darah dan Transfusi Darah
Apakah golongan darah Anda? Apakah sama dengan kakak atau
adik Anda? Golongan darah pada setiap orang belum tentu sama. Hal ini
disebabkan adanya beberapa golongan darah pada manusia. Apa sajakah
golongan darah pada manusia tersebut?
Berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya, golongan darah
manusia dibedakan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.
Penggolongan darah ABO ditemukan oleh seorang ahli imunologi Austria,
Karl Landsteiner (1868–1943). Penggolongan darah ini berdasarkan atas
terdapatnya dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Aglutinogen dan aglutinin adalah kandungan protein di dalam darah.
Aglutinogen merupakan protein berupa antigen, sedangkan aglutinin
merupakan protein berupa antibodi.
Selain sistem ABO, terdapat penggolongan daerah lainnya, yaitu
sistem rhesus (rh). Sistem ini didasarkan atas ada atau tidaknya
aglutinogen rhesus di dalam darah. Landsteiner menemukan sistem rh
ini pada percobaannya terhadap kera Macaca rhesus. Pada sistem rh, apabila
darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus maka orang tersebut
termasuk rhesus positif (rh+). Adapun jika tidak mengandung
aglutinogen rhesus, orang tersebut termasuk rhesus negatif (rh–).
Penggolongan darah ABO berperan dalam transfusi darah. Transfusi
darah adalah proses pemindahan darah dari tubuh seseorang ke dalam tubuh
orang lain. Orang yang menerima darah disebut penerima atau resipien.
Adapun orang yang memberikan darahnya disebut pemberi atau donor.
Hal yang harus diperhatikan dalam tranfusi darah adalah jenis
aglutinogen donor dan aglutinin resipien. Aglutinin memiliki kemampuan
untuk menggumpalkan eritrosit. Jadi, apabila aglutinogen donor
bercampur dengan aglutinin resipien, darah resipien akan menggumpal.
Darah donor yang bercampur dalam tubuh resipien akan dianggap sebagai
antigen oleh tubuh. Agar Anda lebih memahami transfusi darah
perhatikan
4. Gangguan dan Penyakit yang Berkaitan dengan Darah
Terdapat beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan
darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor fisiologis maupun
faktor genetik.
a. Anemia
Anemia merupakan penyakit berupa kurangnya kadar hemoglobin,
Fe, dan eritrosit di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, kadar Hb dalam
darah yaitu 12–16 gram%. Adapun jumlah eritrosit normal yaitu 5,3 juta/
mm3 darah. Seorang yang menderita anemia memiliki gejala muka pucat,
lesu, sakit kepala, dan gangguan menstruasi.
b. Leukemia
Pada leukemia, produksi sel darah putih melebihi batas normal. Hal
ini disebabkan oleh pertumbuhan abnormal pada jaringan yang
memproduksi sel-sel darah. Leukemia dapat disebabkan oleh infeksi virus,
terkena sinar radio aktif, terkena zat-zat kimia, serta faktor keturunan
(genetik). Penderita leukimia memiliki ciri-ciri pucat, lesu, demam, dan
pendarahan.
c. Thalasemia
Thalasemia adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan
produksi hemoglobin dan eritrosit. Thalasemia merupakan penyakit
genetik atau keturunan. Gejala penyakit thalasemia sangat bervariasi,
di antaranya anemia, pembesaran limfa, bentuk tulang abnormal, dan
gangguan pertumbuhan.
d. Sickle Cell Anemia
Sickle cell anemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bentuk
sel darah merah menyerupai bulan sabit. Sel darah merah yang berbentuk
bulan sabit tersebut mudah untuk saling tindih pada pembuluh darah.
Akibatnya, sel darah tersebut menyumbat pembuluh darah dan terjadi
hemolisis (pecah). Selain itu, bentuk bulan sabit berakibat kurangnya
daya ikat terhadap oksigen.
Source :http://andanapuja.weebly.com/xi-bab-5.html
A. Darah
Apakah Anda pernah melihat orang yang sedang melakukan donor
darah? Atau Anda sendiri pernah melakukannya? Donor darah adalah
proses pengambilan darah dari tubuh dengan jumlah tertentu untuk
dipindahkan pada tubuh orang lain dengan golongan darah yang sama.
Darah merupakan salah satu komponen sistem sirkulasi (peredaran
darah) yang sangat penting. Darah dan sistem peredaran darah memiliki
fungsi sebagai berikut.
1. Mengedarkan sari makanan (nutrisi) dari sistem pencernaan
makanan ke seluruh sel-sel tubuh
2. Transportasi oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh, dan
transportasi karbon dioksida dari sel-sel seluruh tubuh ke paru-paru
3. Pengangkutan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh ke organ ekskresi
(pengeluaran)
4. Pengangkutan hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan
target
5. Membantu keseimbangan cairan tubuh
6. Membantu dalam mengatur suhu tubuh
1. Komposisi Darah
Anda pasti pernah melihat darah. Tahukah Anda komposisi darah
tersebut? Komposisi darah dapat diperoleh dengan cara memutar darah
dalam suatu tabung dengan kecepatan tinggi. Proses pemutaran darah
tersebut dinamakan sentrifugasi. Dari hasil sentrifugasi, darah akan
terpisah menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah yang padat dan bagian
atas berupa cairan. Cairan pada bagian atas adalah plasma darah (55%),
sedangkan bagian bawah terdapat sel-sel darah (45%).
. Plasma Daraha
Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah. Salah
satu fungsi plasma darah yaitu mengatur keseimbangan osmosis darah di
dalam tubuh. Pada manusia, plasma darah tersusun atas air (90%) dan
bahan-bahan terlarut (10%). Berikut ini komposisi plasma darah beserta
fungsinya.
b. Sel-Sel Darah
Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel darah
tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keping darah (trombosit). Untuk lebih memahami komposisi selsel
darah dalam tubuh manusia
1) Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengangkut atau mengedarkan
oksigen dan karbon dioksida. Kemampuan mengikat oksigen dan karbon
dioksida oleh sel darah merah adalah karena adanya hemoglobin.
Hemoglobin adalah suatu protein yang memiliki daya ikat kuat terhadap
O2 dan CO2.
2) Sel darah putih
Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan kekebalan
tubuh. Leukosit akan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit.
Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak
amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa atau
memakan).
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya,
leukosit dibagi menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan
leukosit bergranula (granulosit).
a) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada
sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit.
Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu
inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit berukuran
antara 8–14 μm. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu
14–19 μm. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.
b) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada
sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit
dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil
3) Keping darah
Keping darah disebut juga dengan trombosit. Trombosit berbentuk
bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak beraturan. Trombosit tidak
memiliki inti dan berukuran lebih kecil dibandingkan eritrosit.
Jumlah trombosit sekitar 250.000–400.000 dalam setiap milimeter
kubik darah. Trombosit dapat hidup selama delapan hari. Trombosit
berfungsi dalam proses penggumpalan darah. Mengenai peran trombosit
dalam penggumpalan darah, akan dibahas pada materi selanjutnya.
2. Mekanisme Penggumpalan Darah
Pernahkan Anda terjatuh dari sepeda dan lutut Anda terluka? Luka
tersebut akan mengeluarkan darah. Akan tetapi, apa yang terjadi pada
luka tersebut setelah beberapa hari? Luka tersebut akan menutup dan
kering.
Apabila pembuluh darah rusak atau terpotong karena luka, darah
akan mengalir keluar dari pembuluh darah. Akan tetapi, darah tersebut
akan berhenti mengalir keluar karena terjadi proses penggumpalan darah.
Bagaimanakah mekanisme penggumpalan darah tersebut?
Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila
menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim
tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma
darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan
diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan protombin
menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin adalah suatu
protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K.
Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat
dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang
tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan
saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring
dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan
gumpalan tersebut dan luka akan menutup
3. Golongan Darah dan Transfusi Darah
Apakah golongan darah Anda? Apakah sama dengan kakak atau
adik Anda? Golongan darah pada setiap orang belum tentu sama. Hal ini
disebabkan adanya beberapa golongan darah pada manusia. Apa sajakah
golongan darah pada manusia tersebut?
Berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya, golongan darah
manusia dibedakan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.
Penggolongan darah ABO ditemukan oleh seorang ahli imunologi Austria,
Karl Landsteiner (1868–1943). Penggolongan darah ini berdasarkan atas
terdapatnya dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Aglutinogen dan aglutinin adalah kandungan protein di dalam darah.
Aglutinogen merupakan protein berupa antigen, sedangkan aglutinin
merupakan protein berupa antibodi.
Selain sistem ABO, terdapat penggolongan daerah lainnya, yaitu
sistem rhesus (rh). Sistem ini didasarkan atas ada atau tidaknya
aglutinogen rhesus di dalam darah. Landsteiner menemukan sistem rh
ini pada percobaannya terhadap kera Macaca rhesus. Pada sistem rh, apabila
darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus maka orang tersebut
termasuk rhesus positif (rh+). Adapun jika tidak mengandung
aglutinogen rhesus, orang tersebut termasuk rhesus negatif (rh–).
Penggolongan darah ABO berperan dalam transfusi darah. Transfusi
darah adalah proses pemindahan darah dari tubuh seseorang ke dalam tubuh
orang lain. Orang yang menerima darah disebut penerima atau resipien.
Adapun orang yang memberikan darahnya disebut pemberi atau donor.
Hal yang harus diperhatikan dalam tranfusi darah adalah jenis
aglutinogen donor dan aglutinin resipien. Aglutinin memiliki kemampuan
untuk menggumpalkan eritrosit. Jadi, apabila aglutinogen donor
bercampur dengan aglutinin resipien, darah resipien akan menggumpal.
Darah donor yang bercampur dalam tubuh resipien akan dianggap sebagai
antigen oleh tubuh. Agar Anda lebih memahami transfusi darah
perhatikan
4. Gangguan dan Penyakit yang Berkaitan dengan Darah
Terdapat beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan
darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor fisiologis maupun
faktor genetik.
a. Anemia
Anemia merupakan penyakit berupa kurangnya kadar hemoglobin,
Fe, dan eritrosit di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, kadar Hb dalam
darah yaitu 12–16 gram%. Adapun jumlah eritrosit normal yaitu 5,3 juta/
mm3 darah. Seorang yang menderita anemia memiliki gejala muka pucat,
lesu, sakit kepala, dan gangguan menstruasi.
b. Leukemia
Pada leukemia, produksi sel darah putih melebihi batas normal. Hal
ini disebabkan oleh pertumbuhan abnormal pada jaringan yang
memproduksi sel-sel darah. Leukemia dapat disebabkan oleh infeksi virus,
terkena sinar radio aktif, terkena zat-zat kimia, serta faktor keturunan
(genetik). Penderita leukimia memiliki ciri-ciri pucat, lesu, demam, dan
pendarahan.
c. Thalasemia
Thalasemia adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan
produksi hemoglobin dan eritrosit. Thalasemia merupakan penyakit
genetik atau keturunan. Gejala penyakit thalasemia sangat bervariasi,
di antaranya anemia, pembesaran limfa, bentuk tulang abnormal, dan
gangguan pertumbuhan.
d. Sickle Cell Anemia
Sickle cell anemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bentuk
sel darah merah menyerupai bulan sabit. Sel darah merah yang berbentuk
bulan sabit tersebut mudah untuk saling tindih pada pembuluh darah.
Akibatnya, sel darah tersebut menyumbat pembuluh darah dan terjadi
hemolisis (pecah). Selain itu, bentuk bulan sabit berakibat kurangnya
daya ikat terhadap oksigen.
Source :http://andanapuja.weebly.com/xi-bab-5.html
Langganan:
Postingan (Atom)